Follow Us

|
JADWAL SHOLAT Subuh 04:40:55 WIB | Dzuhur 11:59:10 WIB | Ashar 15:19:22 WIB | Magrib 17:52:17 WIB | Isya 19:04:59 WIB
BERITA UTAMA

Launching SPGDT, Sekda NTB: Wisatawan dan Masyarakat NTB Cepat Tanggap Terlayani

Selasa, 01/10/2024 | 20:42 WIB | NEWS
Reporter: Getar Merdeka Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images © 2024 GetarMerdeka.com
Mataram, GetarMerdeka.com — Adanya launching SPGDT melalui NCC, PCC dan PSC 119 menjadikan wisatawan dan masyarakat NTB ketika terjadi musibah bencana darurat dapat terlayani dengan sebaik-baiknya.
“ Launching seperti ini wisatawan dan masyarakat cepat tanggap terlayani”, ungkap Sekda NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si saat memberikan sambutan pada acara launching Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu Melalui NCC, PCC dan PSC 119 dan Peluncuran Pedoman Sistem Penanggulangan Gawat Darurat Terpadu oleh Kemenkes RI di Hotel Lombok Raya Mataram, Selasa, (1/10/2024).
Foto: Sekda NTB, Drs. H. Lalu Gita Ariadi, M.Si saat memberikan sambutan pada acara launching". diskomonfotikntb/desk.php
Dijelaskan Miq Gita sapaan akrab Sekda NTB, NCC merupakan layanan 119 kolaborasi nasional antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah, dimana terjadi integrasi layanan antara Pusat Komando Nasional atau NCC yang berada di Kantor Kementerian Kesehatan, Jakarta, dengan Public Safety Center (PSC) yang berada di tiap Kabupaten/Kota, dan patient-centered care (PCC) bentuk pelayanan kesehatan yang memusatkan pelayanan pada pasien, sedangkan Public Safety Center (PSC) berupa unit kerja sebagai wadah koordinasi untuk memberikan pelayanan gawat darurat secara cepat, tepat dan cermat bagi masyarakat.
“Pada instalasi gawat darurat (İGD), seperti kita ketahui bahwa bukan hanya kegawatdaruratan medis karena penyakit, namun juga bisa karena kecelakaan atau korban bencana”, terang Miq Gita.
Miq Gita juga menceritakan, Nusa Tenggara Barat, bahwa pada tahun 2018 lalu terjadi goyangan gempa tidak kurang dari 3 ribuan kali. Pada saat itu puncaknya tanggal 5 Agustus 2018 di 5 kabupaten di NTB, kemudian setelah itu dilanjutkan pada musibah di Sulawesi Tengah Kota Palu.
“Nusa Tenggara Barat ini kami sadari berada di ring of fire 11 dari 14 potensi ancaman kedaruratan bencana, vulkanik gunung berapi dan tanah longsor dan tentu yang terakhir gempa tahun 2018”, ungkap pria kelahiran Lombok Tengah NTB tersebut.
Terakhir, dirinya menyampaikan Terima Kasih atas perhatian luar biasa Kementerian Kesehatan yang telah menunjuk Nusa Tenggara Barat sebagai tempat pelaksanaan launching kegiatan ini
“Sekaligus kami ucapkan selamat datang kepada para tamu tamu terhormat kami mudah-mudahan selama di Nusa Tenggara Barat bisa mendapatkan kesan-kesan positif dari silaturahmi, selain diskusi juga jangan lupa rekreasi rekreasinya”, tutupnya. (*)
[gmc/ikp/ro1/adv]
SHARE

ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia Satu

Merdeka Network

Ekonomi Bisnis