Follow Us

|
JADWAL SHOLAT Subuh 04:40:55 WIB | Dzuhur 11:59:10 WIB | Ashar 15:19:22 WIB | Magrib 17:52:17 WIB | Isya 19:04:59 WIB
BERITA UTAMA

Jokowi Tawarkan Dua Korban Peristiwa 1965 Kembali jadi WNI: Jika Ingin Saya Gembira

Selasa, 27/06/2023 | 17:52 WIB | NEWS
Reporter: Getar Merdeka Red IT: Firman Wage Prasetyo
Jokowi di Peluncuran Pelaksanaan Rekomendasi Non-Yudisial Pelanggaran HAM Berat. ©2023 Merdeka.com Getty Images © 2023 GetarMerdeka.com
Pidie Aceh, GetarMerdeka.com — Presiden Joko Widodo (Jokowi) menawarkan kepada dua korban peristiwa 1965 untuk menjadi warga negara Indonesia (WNI). Mereka adalah Jaroni Soejomartono(80) dari Ceko dan Sudaryanto Yanto Priyono (81) dari Rusia.
eduanya adalah mahasiswa asal Indonesia yang menempuh pendidikan di Sekolah Tinggi Ekonomi di Ceko dan Institute Koperasi Moskow di Rusia. Mereka adalah WNI yang dicabut kewarganegaraanya imbas peristiwa 1965.
"Beliau-beliau ini tidak bisa kembali ke Indonesia, bayangkan masih mahasiswa. Mungkin Pak Soejomartono bisa bercerita pendek," kata Jokowi saat Peluncuran Pelaksanaan Rekomendasi Non-Yudisial Pelanggaran HAM Berat, di Pidie, Aceh, Selasa (27/6).
2 dari 3 halaman
Cerita Warga yang Kewarganegaraannya Dicabut
Soejomartono pun menceritakan bahwa tengah terjadi kudeta di Tanah Air yang didalangi oleh Sukarno. Namun, ia merasa hal itu tidak masuk akal.
BACA JUGA:
VIDEO: Tawaran Presiden Jokowi untuk Korban HAM 1965 di Luar Negeri Kembali Jadi WNI VIDEO: Reaksi Jokowi Saat Dengar Cerita Siswa Keluarga Korban HAM Berat di Aceh
"Buat saya pribadi itu sangat tidak masuk akal, sebab Bung Karno waktu itu sudah menjadi Presiden dengan dukungan yang kuat," kata Soejomartono.
Soejomartono yang saat itu berusia 22 tahun diminta untuk menandatangani persetujuan atas terbentuknya pemerintahan yang baru di Indonesia.
Namun, ia bersama teman-temannya di Persatuan Pelajar Indonesia (PPI) Ceko menolak dan berujung pencabutan paspor.
"(Kewarganegaraan) Dicabut semua karena tidak mau menandatangani persetujuan atas terbentuknya pemerintahan yang baru," imbuh dia.
BACA JUGA:
VIDEO: Harapan Presiden Jokowi untuk Korban Pelanggaran HAM Berat 
Jokowi Sudah Kantongi Nama Menkominfo, Bakal Beri Tahu Koalisi Jika Ada Reshuffle
Cerita serupa juga diungkapkan Sudaryanto yang juga mengaku dicabut paspor dan kewarganegaraannya karena menolak mengutuk Bung Karno.
"Setelah terjadi peristiwa 65 karena saya juga tidak memenuhi syarat screening karena pada saat itu dilakukan karena di sana ada poin bahwa harus mengutuk Bung Karno," ungkapnya.
"Ini yang langsung tidak saya terima dan akhirnya dalam seminggu sesudahnya saya (menerima) surat pemberitahuan bahwa paspor saya sudah dicabut dan saya kehilangan kewarganegaraan," tutur Sudaryanto.
Advertisement
3 dari 3 halaman
Jokowi Senang Jika Keduanya Kembali jadi WNI
Presiden Jokowi lantas menawarkan kepada Soejomartono dan Sudaryanto untuk kembali menjadi WNI lagi.
BACA JUGA: 
Bayi Perempuan di Pura Taman Sari Denpasar Ternyata Dibuang Sepasang Pelajar
"Pak Daryanto sama Pak Soejo ingin jadi warga negara Indonesia lagi nggak?" tanyanya.
Sudaryanto menjawab bahwa hal itu sudah direncanakan. Tetapi, istri, anak, dan cucunya sudah terlanjur tinggal di Rusia.
"Oh punya keluarga. Istri dari Rusia? Wah bawa ke Indonesia kan belum tentu mau kan ya?" tanya Jokowi lagi.
"Belum, tentu tapi kalau diyakinkan saya kira bisa," jawab Sudaryanto.
BACA JUGA:
Mengurai Masalah Kebakaran Hutan dan Lahan yang Jadi PR Tahunan
Sementara, Soejomartono mengaku belum berencana untuk kembali menjadi warga Indonesia. Sebab, dia merasa pemulihan hak untuknya merupakan kejutan yang tidak pernah terbayangkan.
"Terus terang saja ini adalah suatu saat yang bersejarah bukan saja buat saya, saya sih sudah tidak bukan apa lagi-lagi, yang terutama yang buat generasi muda maju ke depan," tuturnya
Mendengar jawaban itu, Jokowi menjamin akan senang hati menerima keduanya untuk kembali menjadi WNI.
"Jika ingin kembali jadi WNI saya gembira dan kita semua saya kira gembira," tutup Jokowi
BACA JUGA: 
Cara Polisi Ikut Tekan Stunting di Jatim, Pakai 'Centing Jawi Wetan'
Reporter : Muhammad Genantan Saputra 
Sumber : merdekacom
Topik berita Terkait: 

ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia Satu

Merdeka Network

Ekonomi Bisnis