Redaksi

Empat Tahun Kepemimpinan Zul-Rohmi, Mewujudkan NTB Gemilang (Part4)

Senin, 19/09/2022 | 14:15 WIB | NEWS
Reporter: GetarMerdeka | Red IT: Firman Wage Prasetyo
(Istimewa) Getty Images ©2022 GetarMerdeka.com
Mataram, GetarMerdeka.com — Program 1000 Cendekia menjadi salah satu fokus NTB dibawah pemerintahan Gubernur Dr H Zulieflimansyah dan Wagub Dr Hj Sitti Rohmi Djalilah. Ratusan putra-putri NTB difasilitasi meraih pendidikan lebih tinggi di berbagai negara, Asia dan Eropa.
Kepemimpinan Zul-Rohmi menyadari bahwa peningkatan kapasitas Sumber Daya Manusia (SDM) harus terus dilakukan sebagai investasi daerah yang tak ternilai. Hal ini yang mendorong Pemprov Nusa Tenggara Barat (NTB) mengalokasikan dana khusus untuk beasiswa.
Program 1000 Cendekia NTB sempat menjadi polemik dan dikritisi di awal kepemimpinan Zul-Rohmi. Toh, setahun dua berjalan, program ini banyak menuai pujian. Zul-Rohmi dinilai tepat mengarahkan fokus ke pembangunan SDM yang sejajar dengan fokus ke pembangunan infrastruktur dan ekonomi daerah.
Sejumlah testimoni baik tentang program ini disampaikan para awardee. Ratusan mahasiswa dan pelajar melihat dan belajar tentang masa depan, dari negeri orang, untuk kembali ke masa kini dan menceritakannya dengan kontribusi terbaik di daerah sendiri.
Salah seorang awardee, Mia Riskana mengakui bangga dan sangat mengapresiasi Program 1000 Cendekia NTB.
"Kalau nggak ada program beasiswa 1000 Cendekia, belum tentu saya bisa lanjut S2, apalagi di luar negeri. Saya sangat bangga dan mengapresiasi program Zul Rohmi ini," kata Mia.
Gadis asal Mataram ini merupakan salah satu dari lima orang awardee penerima beasiswa S2 yang berangkat kuliah di Polandia tahun 2019 lalu. Dua tahun menimba ilmu di University of Warsaw di Kota Warsawa, Polandia, Mia merupakan salah satu lulusan terbaik.
"Saya berangkat angkatan pertama, dan dua tahun kuliah di Polandia menyandang S2. Bahkan saya dianugerahi lulusan terbaik dari universitas," katanya.
Mia berharap program beasiswa ini terus dilaksanakan untuk anak-anak NTB yang lain. Walaupun ia mengakui bahwa investasi pendidikan tidak sekejap mendatangkan hasil, namun Ia meyakini makin banyak alumni beasiswa luar negeri akan mampu memberikan warna untuk masa depan NTB bahkan Indonesia.
"Karena investasi dipendidikan itu bukan seperti investasi di bisnis. Hasilnya tidak seperti membalikkan telapak tangan. Tapi bagaimana menciptakan SDM yang berkualitas," ujarnya.
Menurut Mia, program 1000 Cendekia yang mengirim putra-putri NTB menimba ilmu di sejumlah negara, sangat inovatif.
Sebab, di negara lain, bukan hanya ilmu akademik di bangku kuliah semata yang didapatkan. Tetapi juga pengalaman beradaptasi dan berinteraksi dengan banyak orang dari belahan dunia.
"Hal ini yang tidak mudah didapatkan. Program 1000 Cendekia NTB ini program luar biasa, semoga beasiswa ini terus diberikan kepada anak NTB," katanya.
Awardee lainnya, Najmul Wathan juga menyatakan bangga bisa melanjutkan pendidikan S2 di negeri Jiran, Malaysia.
"Saya nggak pernah bermimpi bisa kuliah di luar negeri. Apalagi saya hanya anak kampung, jauh di pelosok di Dompu.Dan orang tua hanya petani," ujar Najmul.
Selain mendapatkan ilmu di negeri orang, Najmul juga mengaku bisa lebih luas wawasannya dengan interaksi dan memahami pola pikir warga luar.
"Yang luar biasa pengalaman kuliah di sana, saya dapat menjadi relawan mengajar, bahkan dibayar oleh universitas dan diberikan fasilitas seperti mobil, rumah dan perabotannya lengkap," akunya.
Sama seperti Mia, Najmul berharap program 1000 cendekia ini bisa terus berjalan dan lebih banyak pemuda dan pemudi NTB bisa merasakan manfaatnya.
Dalam beberapa kali wawancara terkait Program 1000 Cendekia, Gubernur NTB DR H Zulkieflimansyah menyampaikan optimisme bahwa jika anak-anak NTB diberikan kesempatan untuk berkompetisi, maka sebenarnya kemampuannya tidak akan kalah dengan yang lainnya.
"Bahkan ketika mereka harus bergaul dan berkompetisi di luar negeri," ujar Gubernur Zul.
Ia menilai, pengalaman kuliah di luar negeri ini memberikan kepercayaan diri bagi anak-anak NTB untuk mengisi pembangunan. Baik pembangunan di daerah NTB maupun secara nasional di Indonesia, bahkan dunia.
"Anak-anak NTB ini tercatat jauh lebih hebat di tempat kuliah mereka di luar sana. Artinya, semangat mereka ini yang mahal dan harus terus didorong," katanya.
Program 1000 Cendekia hanya satu dari tak kuang dari 65 program unggulan Provinsi NTB. Zul-Rohmi berfokus pada program-program ini untuk menafsirkan visi misi Gemilang atau negeri yang baldatun thoyyibatun wa robbun ghofur. Negeri yang makmur dan sejahtera ketika pemimpin dan rakyat memiliki kesamaan visi dan tujuan bersama.
Di tahun keempat kepemimpinan Zul-Rohmi di NTB, keberhasilan duet doktor ini juga terepresentasikan melalui event-event internasional yang mulai digelar berkesinambungan. Hal ini menandai ikhtiar kebangkitan ekonomi dari keterpurukan lokal dan global.
Event-event internasional juga membuka peluang pada pembangunan infrastruktur dan investasi di hampir seluruh daerah di NTB. MXGP di kawasan Samota Sumbawa, MotoGP, WSBK, Iron Man, Tambora Menyapa Dunia, konvensi G20 dan lain lain membentuk peluang ekonomi baru yang dimulai di tahun keempat maupun sebelumnya.
Tak berlebihan jika nanti di tahun kelima kelak, seluruh cetak biru kegiatan ekonomi masyarakat NTB akan berjalan lebih siap, lebih mandiri dan menghasilkan pendapatan untuk daerah.
Melengkapi keberhasilan tersebut, pengakuan atas pencapaian pemerintahan Zul Rohmi mendapatkan pengakuan nasional dan internasional. Banyak pula dari inovasi dan program pemerintah yang menjadi program strategis nasional dan direplika ke daerah lain.
Dengan demikian konfirmasi atas segala dinamika keberhasilan yang diraih menjadi prestasi yang harus dipertahankan bahkan ditingkatkan.
Seluruh pencapaian pembangunan NTB di tahun ke empat kepemimpinan Zul Rohmi adalah buah kerjasama antara pemimpin dan masyarakat.
Dalam terminology point zero sebagai sebuah revolusi tindakan dan kebijakan. Ketahanan menghadapi tantangan nasional dan ancaman global harus dikuatkan dengan melibatkan society atau masyarakat sebagai penerima manfaat sekaligus pemeran utama dalam pembangunan.
Pemimpin yang telah memulai langkah pertama harus terus dikawal dengan loyalitas pada tujuan bersama. Agar daerah kita yang kecil tetap memilik mimpi mimpi besar.
[gmc/ikp/ro1]
□BAGIKAN