Jum'at, 13/05/2022
| 21:33 WIB
| EKONOMI
Reporter: Tim Getar Merdeka
| Red IT: Firman Wage Prasetyo
rosan roeslani. (dok. istimewa) ©2015 kadin-indonesia.or.id Getty Images ©2022 GetarMerdeka.com
"Efek dari Omnibus Law ini luar biasa dari segi perdagangan dan investasi, dan itu sangat diapresiasi dari berbagai pihak, sektor swasta, pemangku kepentingan dan tentunya dunia usaha,"
Washington DC, GetarMerdeka.com — Duta Besar RI untuk Amerika Serikat, Rosan Roeslani menyebut bahwa Indonesia saat ini menjadi pilihan utama investasi dan perdagangan dari Amerika Serikat ketimbang negara-negara lain di ASEAN. Sebab, skala ekonomi yang dimiliki begitu besar.
"Kita pun menikmati adanya shifting dari beberapa industri yang memang mereka keluar dari China dan salah satunya ke Indonesia. Walaupun mereka juga ada beberapa negara ASEAN, tapi Indonesia itu bisa saya bilang selalu pilihan utama," kata Rosan dalam konferensi pers terkait rangkaian KTT ASEAN-AS di Washington DC, Amerika Serikat, Jumat (13/5).
Menurut Rosan, Indonesia memiliki daya tarik dari bonus demografi yang dimiliki, jumlah populasi, skala bisnis dan juga posisi Indonesia sebagai Presiden G20 pada tahun ini.
Karena itu,d ia meyakini Indonesia dapat meraih target peningkatan nilai perdagangan hingga USD 60 miliar dengan AS pada 2024.
BACA JUGA:
#Jokowi di Depan CEO Dunia: Indonesia Penghasil Besi Baja Stainless Terbesar Kedua
#Jangan Sampai Rugi, Ini Tips Investasi Tepat Sasaran di Tengah Tingginya Inflasi
"Kita lihat dari perdagangan kita, itu mencapai target USD 60 miliar pada 2024. Jadi tinggal dua tahun lagi. Tapi kalau dilihat dari trennya InsyaAllah ini bisa tercapai ini pada tahun 2024 dan di 2025," ujarnya.
Minta Perdagangan Ditingkatkan
Presiden Jokowi meminta agar nilai perdagangan dan investasi dengan AS terus ditingkatkan. Salah satu upaya untuk meraih peningkatan nilai perdagangan dan investasi itu dengan mendongkrak daya saing produk dan iklim bisnis di Indonesia.
Rosan juga menyampaikan para pengusaha di AS menyambut baik Omnibus Law Undang-Undang Cipta Kerja. Produk legislasi itu dinilai mencerminkan keberlanjutan reformasi struktural perekonomian di Indonesia.
"Efek dari Omnibus Law ini luar biasa dari segi perdagangan dan investasi, dan itu sangat diapresiasi dari berbagai pihak, sektor swasta, pemangku kepentingan dan tentunya dunia usaha," ujarnya.
BACA JUGA:
#Menteri Teten Target Peringkat Wirausaha Indonesia di Dunia Naik ke Posisi 60
#Indonesia Butuh Tambahan Dana Rp200 T per Tahun Dukung Perubahan Iklim
Hingga 2021, nilai perdagangan Indonesia-AS meningkat 36 persen menjadi USD 37 miliar. Sedangkan nilai investasi meningkat 75 persen mencapai USD 2,5 miliar.
Reporter : Idris Rusadi Putra
Sumber: merdekacom
[gmc/mdk/idr]