Kamis, 19/08/2021
| 20:51 WIB
Reporter: Getar Merdeka
Red IT: Firman Wage Prasetyo
Kepala Desa Batu Rotok Kecamatan Batulanteh Kabupaten Sumbawa Edi Wijaya Kusuma. Getty Images ©2021 GetarMerdeka.com
Sumbawa Besar, GetarMerdeka.com - Serangkaian dengan peringatan 76 tahun Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 2021, Desa Batu Rotok kembali menggelar festival budaya dari Desa untuk bangsa, dengan mengambil thema festival budaya “Corona Festival Religi Desa (COVI-D)” dari 21 – 25 Agustus 2021, dimana festival budaya ini diniatkan dan dihajatkan untuk merawat tradisi dan budaya serta doa bersama untuk bangsa agar kegiatan yang syarat akan tradisi, kesakralan dan nilai-nilai luhur kesejarahan desa dapat menambah kecintaan kita sebagai warga masyarakat Desa Batu Rotok terhadap Desanya dan bangsanya sendiri, ungkap Kepala Desa Batu Rotok Kecamatan Batulanteh Kabupaten Sumbawa Edi Wijaya Kusuma dalam keterangan Persnya kepada wartawan melalui jaringan telepon seluler Kamis (19/08).
Dijelaskan, kegiatan COVI-D ini diarahkan agar dapat menjadi pusat studi, edukasi dan informasi mengenai jati diri serta identitas desa, baik dalam perspektif keagamaan, kebangsaan, akademik juga kearifan lokal untuk mengejawantakan keterisoliran akan asal usul dan historis kami warga desa Batu Rotok. Dari sini kita kenal dengan kesohoran nama “BAHAM” sebagai tokoh pejuang Sumbawa dimasanya, tidak ketinggalan tokoh-tokoh lain yang menitihkan sejarah dari tanah Batu Rotok, situs, cagar budaya dan destinasi alam yang indah, hingga saksi serta pelaku sejarah yang membawa kopi ketanah Sumbawa ini yang perlu juga diketahui sejarahnya hingga saat ini desa Baturotok adalah penyuplai Kopi terbesar mencapai 5.000 – 7.000 ton/tahun di negeri ini, tukasnya.
Selain itu pula terang Kades Edi Wijaya Kusuma, kegiatan ini dihajatkan untuk menjawab tantangan dunia yang digegerkan oleh wabah Covid-19, karena wabah tersebut menjalar sampai keseluruh pelosok negeri yang ikut mengubah paradigma berpikir dan gejala-gejala sosial serta sangat berpengaruh pada perekonomian dunia.
“Desa Baturotok akan hadir sebagai Desa ramah Covid yang membuka diri untuk siapapun yang tidak teridentifikasi tanda dan gejala covid untuk berinteraksi secara sosial dalam rangka menenangkan diri untuk bangkit dari keterpurukan ekonomi yang akan menampilkan sajian budaya, kuliner, tradisi, komoditi dan ritual keselamatan serta prodak unggulan desa, tentunya dengan protokol kesehatan sebagaimana di amanatkan oleh aturan Pemerintah,” kata Edi Wijaya Kusuma.Istimewa
Kades Batu Rotok ini juga lebih jauh mengatakan, bukankah hidup ini untuk mecari berkah! Covid nyatanya ada tapi covid bukanlah alasan untuk tidak melakukan apa-apa (aktivitas) melainkan kita harus bias melakukan banyak upaya untuk banyak hal dengan tidak berdebat atau saling menyalahi namun butuh strategi dan langkah konstruktif agar tetap terhindar dari segala musibah dan bencana yang mewabah, sebab Covid adalah cara Tuhan untuk menuntun kita menjadi sehat, sehat fisik, sehat sikis, lingkungan dan akal untuk mengapai cita-cita luhur para pendahulu, ujarnya.
Sebagai komitmen desa untuk memastikan kegiatan ini berjalan masif, maka kami dari desa membuat skenario penerimaan tamu serta pelayanan yang bisa menampung ribuan tamu dengan penginapan, makan dan minum serta souvenir lokal secara gratis selama kegiatan berjalan dan memastikan tidak ada pelanggaran protokol kesehatan sesuai aturan yang berlaku, dengan kegiatan selama 5 (lima) hari tersebut akan menjamin mata, telinga dan hati pengunjung dengan sensasi tinggal di Desa dengan mendengarkan suara mengaji, suara rebana, permainan tradisional, keindahan alam dan pastinya ramah covid, minimal kegiatan ini bisa menjadi referensi bagi Desa-Desa tangguh untuk tumbuh di tanah intan bulaeng ini, pungkas Kades Edi Wijaya Kusuma. (*)
[gmc/sbw/desk]
Simak Juga:
