Follow Us

|
JADWAL SHOLAT Subuh 04:40:55 WIB | Dzuhur 11:59:10 WIB | Ashar 15:19:22 WIB | Magrib 17:52:17 WIB | Isya 19:04:59 WIB
BERITA UTAMA

Dampak Bumi Semakin Panas

Selasa, 17/08/2021 | 14:37 WIB
Reporter: Hari Aryanti Red IT: Firman Wage Prasetyo
Infografis Bumi Makin Panas. ©2021 Merdeka.com - Getty Images ©2021 GetarMerdeka.com
Jakarta, GetarMerdeka.com - Dari tahun ke tahun, ancaman perubahan iklim nyata di depan mata. Paling dirasakan, suhu bumi meningkat. Tidak heran jika akhir-akhir ini merasakan suhu udara makin panas.
Tak hanya itu, cuaca ekstrem juga terjadi. Pada Juni 2021, sejumlah negara Eropa seperti Jerman dilanda banjir besar yang dipicu cuaca esktrem.
Dalam laporan terbarunya, PBB memperingatkan umat manusia akan lebih sering menghadapi cuaca ekstrem dalam tahun-tahun mendatang. Laporan yang disusun para ilmuwan dari berbagai negara itu menyebut umat manusia akan mengalami keadaan yang tidak pernah terjadi sebelumnya.
Salah satu bukti terjadinya perubahan iklim yang dipicu pemanasan global adalah kenaikan permukaan air laut. Kenaikan permukaan air laut dapat mengancam tenggelamnya pulau-pulau.
Menurut salah satu ilmuwan Universitas Oxford yang terlibat dalam penulisan laporan terbaru Panel Internasional Perubahan Iklim (IPCC) PBB, Dr Friederike Otto, dampak perubahan iklim dirasakan seluruh wilayah di dunia.
"Perubahan iklim bukan masalah masa depan, tapi di sini dan saat ini dan berdampak pada setiap wilayah di dunia," ujarnya, dikutip dari BBC.
Mengacu pada laporan IPCC PBB, manusia akan lebih sering mengalami cuaca ekstrem. Cuaca ekstrem ini menurut studi ilmiah adalah kerap terjadinya badai besar dan gelombang panas yang salah satu dampaknya adalah kekeringan, merusak hasil panen, menimbulkan penyakit, bahkan kematian.
Penyebab perubahan iklim
Penyebab utama perubahan iklim adalah aktivitas manusia. Salah satunya adalah penggunaan bahan bakar fosil dan alih fungsi lahan, dari hutan menjadi lahan pertanian, termasuk alih fungsi lahan pertanian menjadi bangunan.
Dampak perubahan iklim
Menurut Ketua Kelompok Penelitian Perubahan Iklim dan Sumber Daya Air PSTA-Lembaga Penerbangan dan Antariksa (LAPAN), Bambang Siswanto, banjir atau genangan di kawasan pesisir dan pantai merupakan ancaman serius perubahan iklim, mengingat kawasan pesisir sering kali menjadi pusat pertumbuhan penduduk.
Dampak perubahan iklim yang juga sangat membahayakan adalah punahnya negara-negara di dunia, khususnya negara-negara yang rentan dan berisiko tinggi. Satu penelitian memprediksi banyak pulau-pulau yang terletak di permukaan yang rendah bisa menjadi tempat yang tak bisa lagi dihuni pada 2050. Ancaman ini diperkirakan dapat terjadi di tempat-tempat seperti Maladewa, Haiti, Fiji, dan Filipina.
Kenaikan air laut
Berbagai data menunjukkan tinggi muka laut terus mengalami peningkatan. Permukaan laut rata-rata global telah mengalami peningkatan sekitar 21-24 cm sejak tahun 1880. Sepertiga dari peningkatan tersebut, terjadi pada 2,5 dekade terakhir. Berdasarkan data model, pada tahun 2100, kenaikan muka laut global kemungkinan mencapai 0,59 meter.
Mencegah perubahan iklim
Ada sejumlah hal yang bisa dilakukan di antaranya mengganti energi listrik di rumah dengan sumber daya yang terbarukan yang bersumber dari angin dan cahaya matahari, mengurangi penggunaan pendingin atau pemanas ruangan, memakai perabotan rumah tangga seperti lemari es, mesin cuci yang hemat energi, mengurangi penggunaan air, mengurangi konsumsi daging dan jangan buang-buang makanan.
Selain itu penting juga untuk mengganti lampu rumah dengan jenis LED, mematikan alat elektronik atau mencabut steker alat elektronik setelah selesai digunakan. 
[gmc/mdk/noe/tim]
Sumber: merdekacom

ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia Satu

Merdeka Network

Ekonomi Bisnis