Kamis, 26/08/2021
| 21:00 WIB
| NEWS
Reporter: Kristina - detikEdu/ GetarMerdeka
Red IT: Firman Wage Prasetyo
Nadiem Makarim (Foto: Kristina/detikedu) Getty Images ©2021 GetarMerdeka.com
Jakarta, GetarMerdeka.com - Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Kemendikbudristek) menjamin belanja pengadaan barang dan jasa sekolah melalui platform Sistem Informasi Pengadaan Sekolah atau SIPLah 100% aman. Sistem ini juga disebut lebih transparan dan akuntabel.
Pernyataan tersebut ditegaskan oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim saat peluncuran Merdeka Belajar episode 12 yang bertajuk "Sekolah Aman Berbelanja bersama SIPLah", Kamis (26/8/2021).
"Seluruh sistem sudah mengikuti regulasi yang ada, semua kepala sekolah, semua sekolah yang belanja ini (platform SIPLah) akan 100% aman" tegas Nadiem.
SIPLah merupakan sistem elektronik untuk Pengadaan Barang dan Jasa (PBJ) secara daring yang dananya bersumber dari BOS. Sistem ini telah dirilis sejak 2019 lalu. Hingga saat ini, terdapat 18 mitra pasar dengan lebih dari 1 juta transaksi telah dilakukan.
Baca juga:Fintech Ini Bantu Modal UKM Sarana Pendidikan di Platform SIPLah
Sebagaimana dipaparkan Kemendikbudristek, platform tersebut dirancang untuk memperbaiki tata kelola keuangan serta dokumentasi elektronik untuk setiap transaksi. Keberadaan SIPLah turut mendorong transparansi dan akuntabilitas, mewujudkan efisiensi anggaran, serta membuka kesempatan bagi pelaku UMKM di daerah sebagai mitra PBJ.
"SIPLah ini telah membantu sekolah melakukan pengadaan jauh lebih transparan, lebih aman, dan lebih mudah. Kami memberikan keleluasaan kepada sekolah untuk meningkatkan jumlah dana bos untuk ini," papar Nadiem.
Kemendibudristek melakukan penyempurnaan Sistem Informasi Pengadaan Sekolah (SIPLah). Pengembangan dilakukan dalam rangka mendukung program digitalisasi sekolah, salah satu prioritas Merdeka Belajar.
Terdapat beberapa fitur yang dikembangkan seperti penambahan jumlah mitra pasar daring dan peningkatan keamanan berbelanja. Fitur yang ditambahkan meliputi pembatalan transaksi, aduan, serta dasbor pemantauan status transaksi.
Penggunaan SIPLah tergantung pada kebutuhan sekolah. Sekolah memiliki keleluasaan untuk memilih mitra pengiriman dan kecepatan pengiriman.
"Sekarang sekolah bebas dan merdeka untuk memilih mitra pengiriman dan kecepatan pengiriman. Dan masing-masing mitra pasar bekerjasama dengan pengiriman," terang Nadiem.
Belanja kebutuhan barang dan jasa dari masing-masing sekolah dapat dilakukan secara fleksibel. Bahkan, kata Nadiem, dana bos dapat dibelanjakan untuk melengkapi persiapan sekolah tatap muka.
"Sekolah ini boleh membelanjakan dana BOS secara fleksibel, sesuai kebutuhan masing-masing. Bahkan untuk melengkapi persiapan belajar tatap muka," ucapnya.
Penyempurnaan fitur SIPLah akan meningkatkan kemudahan, keamanan, dan transparansi proses PBJ. Hal tersebut pada gilirannya akan mendukung perbaikan infrastruktur satuan pendidikan secara lebih efektif dan efisien serta mendorong terwujudnya lingkungan dan ekosistem pendidikan yang aman, nyaman, dan mencerdaskan.
"Dan marilah kita semua menggunakan siplah untuk menggunakan sistem pengadaan yang jauh lebih transparan dan nyaman," tutup Nadiem.
Peluncuran pengembangan platform SIPLah turut disambut baik oleh Menteri Koperasi dan Usaha Kecil Menengah, Teten Masduki.
"Saya menyambut gembira SIPLah saya kira ini satu sistem pengadaan yang bagus, transparan, dan disiapkan dengan akuntabilitas yang tinggi," paparnya.
Hal serupa juga disampaikan oleh Kepala Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kementerian Perindustrian, Arus Gunawan. Dia berharap, belanja sekolah melalui SIPLah dapat meningkatkan pemanfaatan produk dalam negeri.
"Kami mendukung peluncuran Merdeka Belajar episode 12 Sekolah Aman Berbelanja bersama SIPLah SIPLah, semoga akan meningkatkan penggunaan produk dalam negeri dalam proses kegiatan belajar mengajar dan memanfaatkan kebutuhan dalam negeri," ucapnya. (Sumber: detikcom)
Baca juga: 6 Fakta Laptop Produk Lokal untuk Sekolah, Dianggarkan Triliunan
[gmc/dtc/kri/nwy]
Simak Juga:
ADVERTORIAL ONLINE