Reporter: Ahda Bayhaqi | Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2020 GetarMerdeka.com - PSBB Transisi di Ibu Kota diperpanjang. ©2020 Merdeka.com/Imam Buhori
Jakarta, GetarMerdeka.com - Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal Hastiadi menilai segala kebijakan ekonomi yang diputuskan pemerintah seharusnya berdasarkan data kesehatan. Bukan justru sebaliknya. Menurutnya, pengambilan kebijakan di tengah pandemi ini harus tidak ada ketimpangan dari sisi kesehatan maupun ekonomi.
"Segala keputusan ekonomi akan berawal dari data kesehatan. Tapi kalau yang terjadi sebaliknya, itu harusnya kita waspadai," ujar Fithra dalam diskusi daring, Sabtu (1/8).
Menurut Fithra, perekonomian bakal baik-baik. Kendati tengah dihantui oleh resesi. Dia mengatakan, kajian lembaga dunia memprediksi Indonesia tumbuh positif di tahun 2021 hingga pertumbuhannya bisa mencapai enam persen.
Dengan catatan, pemerintah seharusnya mengambil kebijakan ekonomi berdasarkan data kesehatan. Apalagi, Indonesia belum selesai pandemi Covid-19 gelombang pertama.
"Makanya seharusnya variabel-variabel kesehatan ini yang menjadi panglima. Karena kalau kita lihat dari data memang ada seiring dengan relaksasi ini kita melihat pergerakan masyarakat menuju base line. Tapi dari sisi lain yang jadi konsen adalah infection rate juga meningkat," jelas Fithra.
Dia menilai Satuan Tugas Penanganan Covid-19 dan Satgas Pemulihan dan Transformasi Ekonomi Nasional harus bisa berkoordinasi menghadapi masalah ini. Fithra berharap adanya satgas baru ini tak ada lagi ketimpangan kebijakan ekonomi dengan kesehatan.
"Keberadaan Satgas ini penting dan krusial. Tapi Harapannya Satgas sudah digabungkan antara ekonomi dan kesehatan, seharusnya sudah tidak ada thread antara ekonomi dan kesehatan," kata dia. (Sumber: merdekacom)
[gmc/mdk/rhm]