Reporter: Getar Merdeka Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2020 GetarMerdeka.com - Program Nawar Emas Foto: PRCC Biro Humas NTB
Lombok Timur NTB, GetarMerdeka.com - Bupati Lombok Timur, H. Sukiman Azmi, mengatakan, saat ini Rentenir sudah merasuki semua sendi kehidupan masyarakat di Lombok Timur. Mulai dari Petani, Nelayan bahkan para TKI juga tidak lepas dari praktek rentenir.
Untuk itu, dia menaruh harapan besar kepada 1,2 juta penduduk Lotim, jika masyarakat dapat tersentuh program ini, maka akan mendatangkan berkah bagi masyarakat Lotim dan akan menjalar ke Kabupaten lainnya di Nusa Tenggara Barat (NTB), jelas Bupati Lotim Sukiman, Rabu, (12/8).
Menurutnya, Program inovatif Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) NTB ini hadir untuk membantu pelaku usaha mikro yang acapkali kesulitan mengakses kredit atau pembiayaan konvensional.
Umumnya mereka tidak memiliki agunan berupa sertifikat tanah atau BPKB. Jarak tempuh ke kantor lembaga keuangan yang relatif jauh, dengan tingkat literasi (pemahaman) dan inklusi (akses) keuangan yang rendah.
Berdasarkan Survei Nasional Literasi dan Inklusi Keuangan OJK tahun 2019, tingkat literasi dan inklusi keuangan masyarakat NTB sebesar 34,65% dan 62,73%. Jauh di bawah rata-rata nasional sebesar 38,03% dan 76,19%.
Tidaklah mengherankan bila pelaku usaha mikro dan masyarakat kecil sangat rentan terjerat hutang rentenir, atau yang dikenal dengan istilah ‘bank subuh’ atau ‘bank rontok’.
Hal ini tentu menjadi momok bagi mereka dalam upaya untuk keluar dari garis kemiskinan.
Untuk itu, diperlukan sinergi antara Pemerintah Daerah, OJK, dan para pemangku kepentingan untuk merumuskan terobosan program pembiayaan, yang dapat menyentuh masyarakat di lapisan bawah dengan biaya yang sangat murah. Pemikiran inilah yang mendasari lahirnya program Mawar Emas.
Melalui koordinasi dengan MES NTB, kegiatan Mawar Emas dipusatkan di masjid sebagai pusat peradaban dan sumber kemakmuran.
Takmir masjid dan ketua kelompok pengajian ditunjuk menjadi ujung tombak program, sehingga diperlukan pembekalan dan pendampingan secara intensif. Diantaranya, pelatihan takmir masjid se-Pulau Lombok pada tanggal 18-20 Juli 2020 di Hotel Jayakarta, tanggal 21 Juli 2020 di Masjid Hubbul Wathan Islamic Center NTB, dan terakhir tanggal 5 Agustus 2020 di Ponpes Al-Manshuriah Ta’limusshibyan Bonder, Lombok Tengah.
Para takmir masjid yang telah mengikuti pelatihan akan menjaring kelompok ibu-ibu jemaah masjid yang membutuhkan akses permodalan usaha. Selanjutnya mereka akan dibina dan memperoleh pembiayaan sebesar 2 juta rupiah dari PNM Mekar (skema 1), atau pembiayaan qardhul hasan tanpa bunga sebesar 1 juta rupiah dari Bank NTB Syariah (skema 2).
Pelaku usaha yang membutuhkan pembiayaan lebih besar juga dapat dihubungkan dengan produk tanpa agunan Bank NTB Syariah.
Kepala OJK Provinsi NTB Farid Faletehan selaku Pengarah TPAKD Provinsi NTB pun menekankan pentingnya akses pembiayaan yang mudah dan murah bagi pelaku usaha mikro.
Kehadiran Mawar Emas diharapkan mampu melepaskan masyarakat dari rentenir, dan mendorong pertumbuhan ekonomi daerah NTB.
Kedepan, TPAKD NTB akan mengundang keterlibatan lembaga jasa keuangan lainnya, agar "Mawar Emas" dirasakan manfaatnya di seluruh penjuru Nusa Tenggara Barat," pungkasnya.
[gmc/ro1/hms]