Reporter: Raynaldo Ghiffari Lubabah Red IT: Firman Wage Prasetyo
Getty Images ©2020 GetarMerdeka.com - Jokowi Saat Hadiri Sidang Tahunan MPR RI. ©2020 Muchlis Jr/Biro Pers Sekretariat Presiden
"Bagaimana gambaran belanja negara untuk kesehatan dan pendidikan tahun depan?"
Jakarta, GetarMerdeka.com - Ketua Fraksi PKS DPR RI Jazuli Juwaini mengapresiasi pidato Presiden Joko Widodo yang optimis melihat ekonomi 2021 di tengah kondisi pandemi Covid-19. Pemerintah mematok target pertumbuhan ekonomi di tahun 2021 sebesar 4,5-5,5 persen.
"Mudah-mudahan optimisme itu didukung oleh realitas kinerja pemerintah khususnya tim ekonomi dalam menumbuhkan ekonomi negara dan ekonomi masyarakat," ungkap Jazuli dalam keterangannya, Sabtu (15/8).
Jazuli melihat target ini sangat optimis di tengah kondisi dan basis dasar pencapaian pertumbuhan di tahun 2020 yang hanya berkisar -1% sampai 0,2% yang artinya berada di ambang resesi.
Anggota Komisi I DPR ini berharap Pemerintah punya strategi jitu untuk mengejar target pertumbuhan tersebut. Butuh kebijakan ekstra untuk mengakselerasinya. Untuk itu, Jazuli mengingatkan pentingnya kerja keras Pemerintah dengan target pertumbuhan yang disampaikan.
Apalagi, kata Jazuli, serapan anggaran 2020 sangat lambat seperti yang disampaikan Jokowi. Belanja pemulihan ekonomi secara keseluruhan baru 22 persen, stimulus untuk UMKM baru 26,4 persen.
"Jangan sampai Presiden dan Pemerintah termakan janjinya sendiri. Target pertumbuhan dipatok sangat optimis tapi percepatan serapan anggaran dan stimulus pemulihan ekonomi lambat. Artinya, pemerintah harus membuktikan dengan kerja keras dan kerja cepat yang nyata, bukan sekadar angka di atas kertas. Rakyat butuh bukti nyata," pungkas Jazuli.
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo memaparkan asumsi indikator ekonomi makro 2021. Pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan mencapai 4,5 hingga 5,5 persen.
"Tingkat pertumbuhan ekonomi ini diharapkan didukung oleh peningkatan konsumsi domestik dan investasi sebagai motor penggerak utama," ujarnya, Jumat (14/8).
Kemudian, asumsi inflasi ditargetkan akan tetap terjaga pada tingkat 3 persen, untuk mendukung daya beli masyarakat. Lalu, Rupiah diperkirakan bergerak pada kisaran Rp14.600 per USD.
Selain itu, Jokowi menjelaskan belanja negara yang difokuskan di tahun 2021. Dalam Rancangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (RAPBN) 2021, belanja negara ditargetkan sebesar Rp2.747,5 triliun.
Dia berharap, berbagai kebijakan belanja negara secara keseluruhan dapat mendorong tercapainya sasaran pembangunan pada tahun 2021. Dia menjelaskan, di tahun 2021 anggaran kesehatan direncanakan sebesar Rp169,7 triliun atau setara 6,2 persen APBN. Anggaran pendidikan tahun 2021 sebesar Rp549,5 triliun atau 20 persen dari APBN.
"Pemerintah akan melakukan reformasi pendidikan melalui transformasi kepemimpinan kepala sekolah, transformasi pendidikan dan pelatihan guru, mengajar sesuai tingkat kemampuan siswa, standar penilaian global, serta kemitraan daerah dan masyarakat sipil," kata Jokowi.
Selain itu, Pembangunan Teknologi Komunikasi dan Informasi (ICT) di tahun 2021 dengan anggaran Rp30,5 triliun (termasuk melalui TKDD). Pembangunan infrastruktur tahun 2021 dianggarkan sekitar Rp414 triliun.
Belanja infrastruktur diarahkan untuk penguatan infrastruktur digital dan mendorong efisiensi logistik dan konektivitas; infrastruktur padat karya yang mendukung kawasan industri dan pariwisata; serta pembangunan sarana kesehatan masyarakat dan penyediaan kebutuhan dasar, seperti air, sanitasi, dan pemukiman. Untuk ketahanan pangan tahun 2021 dianggarkan sekitar Rp104,2 triliun. (Sumber:merdekacom)
[gmc/mdk/ray]