Red IT: Firman Wage Prasetyo
Mataram, GetarMerdeka.com - Kunjungan Gubernur NTB, Dr. H. Zulkieflimansyah ke Darwin dan Perth, Australia telah berakhir, Jumat, 28 Juni 2019. Berbagai hal menarik mengemuka dalam kunjungan tersebut. Dimana kesemuanya bermuara pada satu upaya, yaitu untuk mengkoneksikan NTB dengan daerah-daerah lain di dunia. Dalam hal ini, Australia yang merupakan salah satu “tetangga” dekat bagi NTB.
Agenda Gubernur dimulai di Darwin, Northern Territory, yang diawali dengan upaya Gubernur mendorong lahirnya strategi kebijakan penanganan bencana yang modern dan profesional di NTB. Untuk itu, Gubernur mengunjungi National Critical Care and Trauma Response Centre, Darwin, Senin, 24 Juni 2019.
Di sini, Gubernur tidak saja mendapatkan gambaran nyata mengenai bagaimana mempersiapkan diri menghadapi bencana. Lebih jauh, Gubernur juga berhasil mengupayakan agar pemerintah setempat bisa membantu proses edukasi dan transformasi untuk menyiapkan diri menghadapi bencana.
“Mereka akan dengan senang hati untuk melatih orang-orang kita di Darwin untuk sigap dan siaga bencana. Atau melatih orang-orang kita dalam jumlah lebih banyak di NTB,” ujar Gubernur.
Di hari yang sama, Gubernur juga bersilaturahmi dengan Konsulat Jenderal RI di Darwin, Dicky D. Soerjanatamihardja. Juga mengunjungi dan bertemu jajaran civitas academica Charles Darwin University.Getty Images ©2019 GetarMerdeka.com - Foto: PRCC Biro Humas NTB (Istimewa)
Dari rangkaian pertemuan ini, Gubernur mendapat kabar gembira. Bahwa Konjen Indonesia bersedia memberikan akses pendidikan dan pelatihan agar anak-anak muda NTB agar bisa bekerja di Northern Territory.
Di hari kedua, Selasa, 25 Juni 2019, Gubernur mengunjungi Northern Territory Cattlemen's Association (NTCA) Cattle Station dan berdialog dengan pengelolanya. Di sini, Gubernur mendapati bagaimana aktivitas beternak benar-benar dijalankan dengan profesional dan modern.
Produktivitas dan kualitas ternak yang dihasilkan para peternak di Northern Territory pun sangat bagus. Setiap tahun, tak kurang dari 800.000 ekor ternak sapi dikirim dari Northern Territory ke Indonesia. Capaian yang diraih Northern Territory ini memperkuat komitmen Gubernur untuk semakin memajukan sektor peternakan di NTB.
Untuk itulah Gubernur langsung memberikan arahan kepada jajarannya agar pabrik pakan ternak harus berdiri di NTB tahun depan.
Tidak main-main, Gubernur juga menunjuk langsung tiga pimpinan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) untuk mewujudkan misi pendirian pabrik pakan ternak di NTB ini. Tiga pimpinan OPD itu adalah Kepala Disnakeswan NTB, Ir. Hj. Budi Septiani, Kepala Dinas Penanaman Modal dan Perizinan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) NTB, Drs. H. L. Gita Ariadi, M.Si, dan Kepala Distanbun NTB, Ir. Husnul Fauzi, M.Si.
Jadikan ini target yang harus direalisasikan,” tegasnya.
Pertemuan dengan Gubernur Northern Territory, Hon Vicky O’ Halloran menjadi salah satu agenda hari ketiga Gubernur NTB. Ini merupakan pertemuan untuk mewujudkan kerjasama sister province antara NTB dan NT, Australia. Dengan terjalinnya kerjasama sister province, berbagai kemudahan dan manfaat akan bisa dirasakan oleh warga kedua daerah.
“Dengan menjadikan NTB Sister Province dengan NT Australia akan banyak kerjasama dan kegiatan bersama ke depan,” ujar Gubernur yang akrab disapa Doktor Zul ini.
Selain bertemu Gubernur Vicky O’ Halloran, Doktor Zul juga bertemu dengan anggota Parlemen Australia. Pertemuan ini dirangkaikan dengan penandatanganan kerjasama pendidikan dengan Chairman dan CEO Australian Skill Institute, Kathryn Stenson yang mewakili Pemerintah Australia.
Melalui kesepakatan kerjasama ini, pemerintah NT bersedia memberi akses bagi para Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup Pemprov NTB mengikuti kursus singkat di Darwin, Australia.
Kesepakatan ini akan direalisasikan dalam waktu dekat. Rencananya, mulai tanggal 8 Juli 2019, rombongan pertama ASN peserta kursus singkat akan berangkat ke Darwin. Biayanya ditanggung oleh pihak Northern Territory, Australia.
Pada Kamis, 27 Juni 2019, lawatan Gubernur berlanjut ke Darwin, Australia Barat. Darwin, merupakan bagian dari Australia yang sangat dekat secara geografis, dengan NTB. Karenanya, Gubernur bertekad penerbangan langsung Darwin-NTB harus segera terwujud demi mengkoneksikan dua daerah ini.
Kalau direct flight Darwin-Lombok ini bisa terwujud maka penerbangan Darwin-Lombok hanya sekitar satu jam, sangat dekat,” ujar Gubernur.
Menariknya lagi, jarak Darwin ke Lombok bahkan lebih dekat ketimbang Darwin ke Melbourne, atau Darwin ke berbagai kota lain di Australia. Gubernur meyakini, kedekatan ini bisa membuat warga Darwin memilih berlibur ke NTB ketimbang ke daerah-daerah lain di Australia. Menurut Gubernur, jalur penerbangan langsung NTB-Darwin bisa melahirkan dinamika dan peluang baru yang menggembirakan.
Di hari terakhir lawatannya, Doktor Zul bertatap muka dengan para pegiat Fremantle Sailing Club di Perth, Jumat, 28 Juni 2019. Fremantle Sailing Club adalah klub berlayar dengan ribuan anggota dari beragam usia dan minat.
“Mereka tiap tahun menyelenggarakan perlombaan berlayar dari Perth ke Bali yang diikuti banyak peserta dan pelancong,” ujar Doktor Zul. Dari pertemuan dengan para pegiat Fremantle Sailing Club, Doktor Zul mendapatkan inspirasi mengenai cara kita memaknai sektor pariwisata selama ini.
Di luar sana, ada banyak orang yang memaknai pariwisata lebih dari pantai, gunung atau air terjun. Mereka membutuhkan hal yang selaras dengan minat-minat mereka. Beberapa orang lain juga memaknai pariwisata sebagai aktivitas yang memberikan mereka momentum untuk merefleksikan kehidupan.
Sebagian orang mungkin memiliki minat dalam pelayaran dan menginginkan tempat yang baik untuk menambatkan banyak perahu mereka. Tapi, tidak sedikit orang yang ingin melarikan diri dari rutinitas dunia. Mereka membutuhkan tempat yang hening, jauh dari keramaian. Sebuah tempat untuk berkontemplasi. Dan ada banyak lagi minat yang memotivasi orang untuk mengunjungi sebuah daerah.
Maka, untuk memenuhi beragamnya motivasi berwisata itu, dibutuhkan kreativitas para penentu kebijakan dan pengelola jasa wisata. Memberikan berbagai alternatif dan bentuk wisata yang memungkinkan banyak orang dengan beragam minat datang. Lalu, menemukan kebahagiaan sejati di daerah kita.
“Pariwisata sejatinya adalah seni dan kemampuan untuk menciptakan berbagai kegiatan-kegiatan yang membuat hidup kemudian jadi reflektif, penuh pilihan, bervariasi dan lebih punya makna dan penuh arti,” pungkas Doktor Zul. (*)
[HMS/RO1/GMC]