Follow Us

|
JADWAL SHOLAT Subuh 04:40:55 WIB | Dzuhur 11:59:10 WIB | Ashar 15:19:22 WIB | Magrib 17:52:17 WIB | Isya 19:04:59 WIB
BERITA UTAMA

TGB Bicara Khilafah: NKRI Tak Bisa Ditawar

Journalist: Sudrajat | Red IT: Firman Wage Prasetyo | Rabu, 28/03/2018 | 10:08 WIB
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi berbicara blak-blakan terkait konsep khilafah. (Muhammad Ridho/detikcom)
Jakarta, GetarMerdeka.com - Tuan Guru Bajang (TGB) Zainul Majdi bicara soal konsep negara khilafah. Pria yang menyelesaikan S1 hingga S3-nya di Universitas Al-Azhar, Kairo, Mesir, itu mengatakan, di dalam Alquran, tidak ada bentuk spesifik tentang kekhalifahan. Menurut dia, kekhalifahan adalah satu dari beberapa sistem pemerintahan yang pernah ada dan dikenal di kalangan Islam.
"Maka kemudian ada sistem kekhalifahan nama pemimpinnya khalifah, ada sistem kesultanan dengan nama pemimpinnya sultan, ada sistem keemiran nama pemimpinnya amir, ada jumhuriyah republik nama pemimpinnya rois atau presiden," kata Zainul, yang biasa disapa TGB, saat acara Blak-blakan dengandetikcom yang ditayangkan, Senin (26/3/2018).
Ada juga, tambah TGB, sistem mamlakah kerajaan dengan nama pemimpinnya malik. "Itu semua ada dan terjadi.
Sehingga kata kuncinya Islam tidak bicara tentang satu bentuk negara secara khusus namanya apa, tapi Islam menawarkan seperangkat nilai untuk membangun pemerintahan yang akuntabel dan kredibel yang menghadirkan kemaslahatan," kata TGB.
Nilai-nilai kepemimpinan itu adalah mewujudkan keadilan, bermusyawarah, atau asyura dalam berdemokrasi. Ada juga imparsialitas, yakni semua pihak harus diberlakukan sama di muka hukum. Itu semua dipraktikkan oleh Nabi Muhammad SAW.
"Jadi bentuk (pemerintahannya apa) yang dipilih sesuaikan dengan keadaan yang paling mungkin yang bisa mewujudkan kemaslahatan itu semua," terang TGB.
Simak juga: Tuan Guru Bajang Zainul Majdi, Kuda Hitam Capres 2019
Menurut TGB, sistem pemerintahan di Indonesia sudah memenuhi kriteria tersebut. Dua dokumen metadata yuridis sebagai bangsa, yakni Pancasila dan pembukaan UUD 1945, itu sebagai buktinya.
"Kalau kita melihat dua dokumen metayuridis sebagai bangsa Pancasila dan pembukaan UUD. Pancasila sila 1 sampai 5 itu semuanya sangat Islami. Pembukaan alinea 3 begitu juga," kata dia.
Jadi jargon NKRI harga mati itu sudah tepat?
"Ya, NKRI itu adalah bentuk konsensus kita yang terbaik. Istilahnya tak bisa ditawar dan dengan itu kita bisa menghindarkan perpecahan," jawab TGB.
[dtc/erd/gmc]
Sumber : detikcom




ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia Satu

Merdeka Network

Ekonomi Bisnis

Trending Selebriti

Citizen Jurnalism