Follow Us

|
JADWAL SHOLAT Subuh 04:40:55 WIB | Dzuhur 11:59:10 WIB | Ashar 15:19:22 WIB | Magrib 17:52:17 WIB | Isya 19:04:59 WIB
BERITA UTAMA

Gerindra dan PKS Kritik Jokowi Pakai Istana Bahas '2019'

Journalist: Bimo Wiwoho/ desk info | Sabtu, 03/03/2018 | 14:23 WIB
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Presiden Joko Widodo (tengah), di Istana Negara, Jakarta, Kamis (1/3). Gerindra menuding Jokowi menyalahgunakan kekuasaan dengan membicarakan pemenangan Pemilu 2019 dengan PSI di Istana Negara. (Foto: CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jakarta, GetarMerdeka.com - Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Ferry Juliantono mengatakan Presiden Joko Widodo telah menyalahgunakan kekuasaannya karena menggunakan Istana Negara untuk membicarakan pemenangan Pemilu 2019 bersama Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
"Penyalahgunaan kekuasaan itu. Abuse of power," kata dia, usai acara diskusi di kawasan Cikini, Jakarta, Sabtu (3/3).
Simak juga: Jokowi Imbau PSI Gunakan Politik Kekinian Rangkul Anak Muda
Hal ini dikatakannya terkait pengakuan Ketua Umum PSI Grace Natalie bahwa ia membicarakan strategi memenangkan Pemilu 2019 bersama Jokowi di Istana Negara, Jakarta, Kamis (1/3).
"Mengundang salah satu parpol dan membicarakan kiat atau strategi pemenangan di 2019, aneh menurut saya," lanjut Ferry.
Menurutnya, Istana Negara seharusnya digunakan oleh seorang Presiden untuk membicarakan kepentingan rakyat. Misalnya, mendiskusikan bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan daya beli masyarakat.
"Harusnya kan membahas bagaimana ini supaya Rupiah enggak ke Rp14 ribu, kemudian daya beli masyarakat. Itu lho. Kok yang dipikirin 2019 aja," cetusnya.
Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Ketua Umum PSI Grace Natalie (tengah) dan Ketua DPP PSI Tsamara Amany (kiri), di Istana Negara, Jakarta, Kamis (1/3). (Foto: CNN Indonesia/Christie Stefanie)
Jokowi, kata Ferry, telah menunjukkan sikap yang tidak lagi memikirkan kepentingan rakyat dan terbukti lebih mengutamakan pemenangan Pemilu 2019.
"Jokowi memang sudah enggak mikirin rakyat, mikirin 2019 aja sudah," ujarnya.
Terpisah, politikus PKS Nasir Djamil menyarankan Jokowi meminta maaf kepada publik karena telah menggunakan Istana Negara untuk membicarakan strategi memenangkan Pemilu 2019. Nama baik Jokowi sebagai negarawan akan tercoreng jika tidak mengakui kekeliruannya.
"Menyarankan agar keduanya [Jokowi dan Grace] meminta maaf dan mengakui kekeliruannya," ucap dia, melalui pesan singkat kepada CNNIndonesia.com, Sabtu (3/3).
Simak juga: PSI Akan 'Jual' Jokowi ke Anak Muda Lewat Medsos
Menurut anggota Komisi III DPR fraksi PKS itu, Istana Negara merupakan fasilitas milik rakyat yang diberikan kepada presiden. Oleh karenanya, Istana Negara hanya boleh digunakan Jokowi sebagai tempat membicarakan bagaimana meningkatkan kesejahteraan rakyat.
"Karena itu janganlah Jokowi mendegradasikan nilai dan martabat istana ", ujar Nasir.
Diberitakan sebelumnya, Grace, bersama Ketua DPP PSI Tsamara Amany, berkunjung ke Istana Negara, pada Kamis (1/3). Mereka mengaku membicarakan strategi memenangkan Pemilu 2019 bersama Jokowi.
Menurut penuturan Grace, dirinya lebih banyak mendengarkan masukan Jokowi mengenai target pemenangan Pemilu 2019.
Simak juga: Gerindra Minta Lembaga Survei Jujur Soal Elektabilitas Jokowi
"Pak Jokowi memberikan tips agar PSI bisa mencapai target menang Pemilu. Tipsnya rahasia, tapi ide beliau seru dan keren," kata Grace.
Pembicaraan di Istana itu juga membahas potensi-potensi tokoh yang pantas dijadikan cawapres mendampingi Jokowi. Grace mengatakan, partainya bakal mendukung Jokowi siapa pun calon wakil presidennya nanti.
"Kami akan full support dan serahkan ke Pak Jokowi mencari pasangan yang cocok berduet lima tahun ke depan," tuturnya.
[cnn/arh/gmc]
Redaktur IT : Firman W. Prasetyo
Sumber : CNNIndonesia




ADVERTISEMENT SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Indonesia Satu

Merdeka Network

Ekonomi Bisnis

Trending Selebriti

Citizen Jurnalism