Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Tabligh Akbar & Zikir Bersama di Pondok Pesantren Al Muchtar Bekasi Jawa Barat, di sela jeda kunjungan kerja dengan Wakil Walikota Bekasi, 14 Maret 2018.
Bekasi, GetarMerdeka.com - Gubernur Nusa Tenggara Barat (NTB) TGH. Zainul Majid, biasa disapa TGB ini memberikan wejangan pada tablig akbar dan zikir bersama di Pondok Pesantren Al Muchtar Bekasi Jawa Barat, Rabu (14/3).
Menurut TGB melalui Akun Facebooknya "Begitu banyak keluhan orang-orang yang kita dengar setiap harinya. Mungkin juga kita ini lebih banyak mengeluh, dibandingkan bersyukur atas segala nikmat yang kita punya. Begitulah manusia, konon kalau dekat dengan sesuatu, kadang lupa betapa berlimpahnya nikmat yang ada dan dekat di sekitarnya.
Saya datang dari Lombok, disebut dengan Bumi Seribu Masjid, meski sejujurnya, masjid di NTB lebih dari 5 ribu buah. Bahkan tidak ada negara di dunia yang jumlah masjid dan musholanya lebih banyak dari di Indonesia. Konon, sampai hampir setengah juta masjid. Di Lombok, kalau ditambah mushola mencapai 15 sampai 20 ribu mungkin.Getty Images ©2018 GetarMerdeka.com - Tabligh Akbar & Zikir Bersama di Pondok Pesantren Al Muchtar Bekasi Jawa Barat, di sela jeda kunjungan kerja dengan Wakil Walikota Bekasi, 14 Maret 2018.
Alhamdulillah, apa artinya? Mudah mudahan bermakna bahwa Indonesia ini, adalah tempat yang siap untuk diberkahi oleh Allah SWT.
Karenanya, sebuah keniscayaan, bahwa semangat tinggi membangun dan memakmurkan masjid adalah bukti tingginya landasan iman dan takwa para penduduknya. Dan Allah SWT menjanjikan dalam QS. Al A'raf, kalau saja penduduk dari satu negeri selalu beriman dan bertakwa, maka akan selalu dibukakan pintu keberkahan atas mereka dari langit dan bumi. Itu artinya, semakin banyaknya masjid, mushola, langgar atau surau yang bertebaran di setiap sudut wilayah Indonesia, adalah magnet dari keberlimpahan berkah dari Allah SWT,"tutur TGB.
Namun ada yang menjadi keprihatinan bersama saat ini. Ketika banyak umat muslim negara lain kesusahan mencari atau memakmurkan masjid karena keterbatasan jumlah atau regulasi yang membatasi, justru di negeri ratusan ribu masjid ini, kekurangan umat yang mau meramaikan dan memakmurkan masjid. Maknanya, ketika banyak orang di belahan bumi lain begitu sulit berburu nikmat sholat berjamaah, menghadiri majlis taklim dan mengejar ilmu di masjid, kita justru seolah kufur nikmat atas banyaknya masjid dan bebasnya beraktivitas di dalamnya.
Momentum ini adalah waktu yang tak bisa ditunda-tunda lagi, terutama bagi para generasi muda untuk mulai konsisten mencintai masjid dan memakmurkannya dengan beragam aktivitas ibadah dan pembelajaran. Bahkan jika perlu, masjid bisa dijadikan sebagai alat penggerak ekonomi masyarakat, sehingga tercipta turunnya nikmat yang berkah lahir batin, dunia dan akhirat. Aamiin Ya Rabbal Alamin.
[RO1/GMC]
Redaktur IT : Firman W. Prasetyo
Sumber : FacebookTGB